Agama merupakan syariat Allah yang
diturunkan kepada lisan para Anbiya’ yang terdiri dari perintah-perintah dan
larangan-larangan, dan sebagai petunjuk bagi manusia untuk kebahagiaan di dunia
dan di akhirat ( HPT Bab Masalah yang lima)
Agama yakni Agama Islam adalah agama yang
dibawa oleh nabi Muhammad SAW yang terdapat di dalam Al-Quran dan As sunah
Shohihah atau maqbulah, terdiri dari perintah-perintah dan larangan-larangan,
dan sebagai petunjuk bagi manusia untuk kebahagiaan di dunia dan Akhirat (HPT
Bab Masalah yang Lima).
Mengenai agama Allah SWT telah menjelaskan
didalam firman-Nya tentang agama dan Islam. Sebagaimana Allah nyatakan dalam
QS. Al-Imron: 19
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ
الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ
سَرِيعُ الْحِسَابِ(19)
Sesungguhnya Agama (yang benar) disisi
Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-kitab
kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian di antara
mereka. Barang siapa yang kafir terhadap Ayat-ayat Allah sangat cepat
hisab-Nya.
Hal ini berarti, barang siapa memeluk agama
selain Islam maka agama itu akan tertolak ( baik dalam Aqidah, Syariat, Aturan
Tata Hidup). Allah terangkan dalam QS. Ali Imron: 85
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا
فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ(85)
Barang siapa mencari agama selain Agama
Islam, maka tidak akan diterima (agama itu), dan di akhirat dia termasuk orang
– orang yang merugi.
Agama Islam tersebut, diturunkan oleh Allah
melalui perantara malaikat Jibril kepada Rosul-Nya, Nabi Besar Muhammad SAW
sebagai rahmat dan kasih sayang Allah kepada seluruh umat manusia, dengan
maksud agar Islam digunakan sebagai pedoman hidup dalam kehidupan dunia seperti
beribadah, bergaul, belajar, bekerja dan lain-lain, maupun dalam kehidupan
Akhirat.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ(107)
“ Dan tiadalah kami mengutus kamu (
Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al-Anbiya: 107)
Dengan petunjuk itu, manusia diharapkan
dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya secara Shodiq (benar)
dan munasib ( sesuai Qur-an dan Assunah maqbulah) untuk kemudian menjadi
manusia yang sebaik-baiknya baik di mata ( hadapan) Allah maupun di mata
manusia. Karena pada dasarnya manusia Allah ciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya, dan berguna dalam menghadirkan kemaslahatan. Kemaslahatan untuk
menuju maqoshidu As-syariat ( Menjaga Agama (ad-din), Jiwa (al-nafs), Akal
(al-aql), harta (al-mal), keturunan ( al Ard). Allah SWT Berfirman di dalam QS
at-tin: 4,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيمٍ(4 )
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk sebaik-baiknya”.
Sesuai fitrah atau kesucian dalam manusia,
seiring dengan itu Allah ciptakan Agama Islam sesuai dengan fitrah kejadian
manusia. Karenanya, dalam menempuh samudra kehidupan, Islam selalu dapat
menjadi pembimbing yang munasib atau sesuai di setiap zaman dan waktu
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا
فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ
اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ(30)
“Maka hadapkanlah wajahmu, dengan lurus
kepada agama (Allah). (tetaplah) Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) Agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
QS. Ar-rum: 30
Oleh karena itu Islam sampai kapan pun
tetap merupakan aturan / ajaran yang sangat dinanti-nanti oleh manusia, guna
membimbing jalan hidupnya agar terlepas dari kegelapan dan ketidak pastian
maupun keragu-raguan didalam hati. Allah menjelaskan masalah itu di dalam QS.
Ibrohim: 1,
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ
لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى
صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ(1)
“alif, laam raa. ( ini adalah) Kitab yang
kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap-gulita
kepada cahaya terang benderang dengan izin Allah yang Maha Kuasa lagi Maha
Terpuji”
Meskipun demikian, masih ada sebagian
kelompok manusia yang menggunakan waktu hidupnya untuk melayani hawa nafsu yang
cenderung menjerumuskan.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ
عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا
تَذَكَّرُونَ(23)
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat
berdasarkan ilmunya. Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta
meletakan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya
petunjuk, Sesudah Allah ( membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran ?”.( QS. Al-Jatsiyah:23)
Melihat hal demikian maka tingkah laku
mereka sulit dibedakan dengan kehidupan hewan, bahkan lebih hina lagi. Allah
SWT terangkan didalam QS. Al-A’raf: 179,
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا
مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ
أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا
أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ(179)
“Dan sesungguhnya, kami jadikan untuk (isi
neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami ( Ayat-ayat Alah) dan mereka mempunyai
mata, tetapi tidak digunakannya untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah)
mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar
(Ayat-ayat Allah). Meraka itu seperti binatang ternak , bahkan mereka lebih
sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Usluub (gaya) manusia seperti yang Allah
jelaskan diatas, hidupnya tidak akan mendatangkan kemaslahatan, melainkan
membuat kerusakan di mana-mana.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ(41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar) QS. Ar-rum: 41
Untuk itu, Allah tetap memberi peringatan agar
manusia selalu menempuh jalan kemaslahatan, dan merangkuh Islam secara Kaffah
(sempurna). Allah telah menjelaskan di dalam QS Al-Baqaroh: 208,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا
فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah syaithon. Sesungguhnya syaithon itu musuh yang nyata bagimu”
1 komentar:
IPM BERJAYA
Posting Komentar